Oleh: H. A Romli, Lc
Anda barangkali sudah familiyar dengan slogan Madrasah Hebat Bermartabat? Iya slogan ini menjadi jargon sekolahan dalam mempromosikan lembaganya agar menarik masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya ke madrasah.
Tidak bisa dipungkiri bahwa lembaga pendidikan keagamaan atau lebih tepatnya madrasah merupakan sebuah pendidikan yang memberikan pondasi kegamaan bagi anak didiknya. Sebab di madrasah pendidikan agama memiliki porsi cukup banyak dari pendidikan lainnya. Kendati pendidikan umum yang diajarkan oleh madrasah juga tidak bisa dipandang sebelah mata, banyak lulusan madrasah yang ternyata mampu bersaing dengan lulusan pendidikan umum.
Saya masih teringat dengan dawoh kiyai saya dulu waktu nyantri “Tenanono ilmu agomomu, jogonen agamamu, insya Allah ilmu liyane katut”. Setelah lama saya renungkan bahwa apa yang disampaikan kiyai saya itu benar juga. Ketika kita memperdalam ilmu agama ilmu yang lain secara sadar atau tidak akan mengikutinya.
Artinya memperdalam ilmu agama ansich menjaga agama, akan merangsang seseorang cinta terhadap semua ilmu Allah termasuk ilmu alam dan kemasyarakatan.
Namun di saat dunia semakin modern dan akses teknologi kian mudah dimiliki semua lapisan masyarakat, nampaknya pendidikan keagamaan lambat laun kian terdegradasi. Pola pikir masyarakat sekarang atau tepatnya masyarakat zaman now justru terbalik, dengan membawa putra-putrinya di sekolahkan ke pendidikan umum tanpa dibarengi literasi pondasi keagamaan yang kuat.
Tentu alasan utamanya adalah supaya anaknya cepat mendapatkan pekerjaan, atau alasan lainnya jika di sekolahkan ke pendidikan keagamaan paling banter mungkin jadi Moden, atau Bilal atau Imam sholat, sementara hidup butuh biaya, dan untuk mendapatkan biaya tentu butuh pekerjaan.
Narasi narasi seperti inilah yang meski kita luruskan, bahwa apa yang menjadi pola pikir masyarakat zaman now tidak semuanya benar, banyak lulusan-lulusan madrasah yang menjadi orang hebat di negeri ini. Justru malah yang terjadi akan membawa dampak yang membahayakan bagi penerus generasi Islam jika pondasi keagamaan dimarjinalkan.
Anda mungkin mendengar bahkan melihat bagaimana sesorang yang berlatar belakang pendidikan umum lalu bisa menjadi seorang Mujahid perang dalam Islam? Iya, ajaran Islam prematur inilah yang kemudian hari akan menciptakan dan mengajarkan doktrin Islam garis keras yang membahayakan bagi kelangsungan hidup orang banyak.
Hal-hal seperti inilah yang perlu kita koarkan ke masyarakat terhadap pentingnya menyekolahkan anak di madrasah ditengah pendidikan kegamaan yang kian mereduksi.
Rubrik ini merupakan ide dan gagasan untuk pendidikan yang ditulis oleh Kepala Sekolah MTs Silahul Muslimin dan Terbit setiap sepekan, maksimal satu kali dalam satu bulan