Tolak ukur keberhasilan siswa adalah skema prioritas lembaga sebagai bentuk upaya untuk mencetak generasi handal, terampil dan berkepribadian membumi. Keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran selama proses belajar di kelas bisa dilihat bagaimana siswa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan tentu ada perubahan dari waktu ke waktu.
Perubahan itu bisa berupa kepribadian, sikap dalam menghadapi permasalahan dan adanya perkembangan dalam bagaimana mereka berfikir secara dewasa. Itulah tujuan daripada MTs Silahul Muslimin mencetak siswa untuk dipersiapkan menjadi manusia bermanfaat bagi orang lain.
Diantara memperiapkan calon generasi handal dan multi talenta itu adalah menguji mereka dengan rangkaian acara ujian yang saat ini sedang berlangsung di MTs Silahul Muslimin. Ujian semester genap kali ini yang dilaksanakan selama satu minggu mulai dari Senin kemarin tanggal 3 hingga Sabtu tanggal 8 Juni 2024 bukanlah ajang untuk mencari kepuasan batin atau gagah-gahan dalam memposisikan diri mereka berada di ringking satu, dua atau tiga.

Namun lebih dari itu bagaimana siswa mampu menyerap apa yang pernah diajarkan di kelas kemudian di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab jika ujian hanya menjadi ajang untuk mendapatkan popularitas karena faktor nilai atau ringking bukan jaminan bahwa siswa tersebut sebenarnya mampu. Adakalanya keberhasilan siswa dalam mengahadapi ujian karena faktor lain seperti menyontek, jawaban dari orang lain atau bahkan karena dekat dengan guru sehingga mendapatkan nilai maksimal.
Oleha karena itu ujian semester genap bagi MTs Silahul Muslimin hanya sebatas menguji seberapa besar siswa mampu menyerap pelajaran di kelas kemudian dipraktekkan dalam menjawab ujian lebih-lebih dipraktekkan dalam kehidupan harian.
Hal itu diperkuat oleh kepala sekolah H Agus Romli dalam memberikan khutbah iftitah dan tausiah di hari pertama ujian semester genap. Dalam tausiahnya beliau berharap agar ujian menjadi ajang untuk belajar, bukan karena ujian lalu belajar. ” Ingat anak-anakku jadikanlah ujian itu untuk belajar, bukan belajar untuk ujian. Belajar bagaimana kalian belajar yang benar dan efektif. Karena Allah melihat sebuah prosesmu bukan hasilmu. Proses yang maksimal yang disertai dengan usaha maksimal. Meski nanti nilainya tak sesuai dengan harapanmu. Janganlah bersedih. Yang terpenting kalian sudah berusaha semaksimal mungkin. Syukur-syukur usaha bagus juga mendapatkan nilai yang bagus. Tapi kami tak bangga ketika ada anak yang dalam prosesnya biasa-biasa saja bahkan tak belajar lalu mendapatkan nilai bagus. Bisa jadi ini hasil dari nyontek atau bantuan jawaban dari pihak lain.
Di akhir tausiahnya beliau juga berpesan agar menjaga kesehatan selama ujian semester genap ini berlangsung, sebab tanpa badan yang prima tidak akan menelorkan usaha yang maksimal. “Jaga kesehatan kalian, kurangi begadang karena main hp, dan jangan lupa untuk minta doa ke orang tuamu. Agar usahamu ini barokah dan bermanfaat”.